Di Bali, Hilton Beli "Steak" Rp 600.000 untuk Anjing

BALI - Uang bukanlah soal bagi sosialita Hollywood,Paris More...

Krisis Air Masih Mengkhawatirkan

Senin, 7 Nopember 2011, 08:09

Krisis Air
MANGUPURA - Krisis air bersih di Kuta Selatan masih menjadi ‘momok’ warga. Seperti yang terjadi sekarang ini, sejumlah wilayah di Kuta Selatan mengalami kekurangan pasokan air bersih. Bahkan di Desa Adat Sawangan sejumlah warga harus membeli air bersih dari mobil tangki dengan harga jauh lebih mahal dibandingkan dari PAM. Apalagi sudah mendekati masa berakhirnya.....
kontrak konsensi (per 31 Desember 2012) antara PDAM Badung dengan PT Tirtaartha Buanamulia (PT TB) sebagai operator di Kuta Selatan. Kalangan DPRD Badung langsung merespon dan mengkhawatirkan krisis air bersih semakin parah.

Seperti dikatakan anggota DPRD Badung, Putu Alit Yandinata kemarin. Menurutnya, pihak PDAM mencari solusi agar tidak terjadi krisis air bersih lagi. “Tentu kita tidak ingin pelayanan air bersih tersendat ketika jeda konsesi terakhir. Kita juga ingin tahu apakah akan ada penyertaan modal dari Pemerintah,” kata Alit Yandinata, kemarin.

Hal senada dikatakan anggota dewan lainnya, dari Benoa, Kuta Selatan Made Retha. Menurutnya, krisis air bersih di wilayah Kuta Selatan akan semakin parah, jika tidak segera dilakukan langkah-langkah. Diantaranya penambahan dan pembenahan saluran pipa yang menjadi kendala utama.

“Kalau proyeknya baru dikerjakan pada tahun 2012, bagaimana selama satu tahun ini? apakah akan sama seperti sekarang ini. Jadi kita berharap PDAM bisa mencari inovasi agar tidak terjadi seperti ini lagi,” kata Retha. “Memang perencanaannya bagus, tetapi harus dipikirkan juga selama pengerjaannya bagaimana
pelayanannya,” tegas Bendesa Adat Bualu ini.

Sementara itu, secara terpisah Direktur Utama (Dirut) PDAM Badung, Nyoman Sukanada menyatakan pihaknya bersama pemerintah sudah membuat perencanaan menjaga kebutuhan air bersih di Kuta Selatan. Rencana tersebut diantaranya investasi pada masa jeda konsesi nanti yaitu pembangunan jaringan air bersih. Ia juga memastikan PT TB tidak akan berinvestasi lagi, apalagi sekarang sudah mendekati masa berakhir konsesi.

Lebih lanjut ia menjelaskan selain berinvestasi pada tahun itu direncanakan proyek tahap I penyediaan air bersih dan jaringan pipa. Pada proyek tahap ini diprediksikan membutuhkan dana sebesar Rp 181 miliar yang terdiri dari 4 paket proyek. Dari jumlah dana tersebut terinci untuk pembenahan jaringan pipa dari pertigaan UNUD Jimbaran sampai Nusa Dua dengan panjang 5,5 kilometer sebesar Rp 28,9 miliar, Estuari Dam, Kuta menuju Teluk Benoa, Kuta Selatan sebesar Rp 12,5 miliar, Desa Ungasan sampai Desa Pecatu Kuta Selatan sebesar Rp 36 miliar, dan Dewa Ruci yang menyebar ke sejumlah wilayah di Kuta Rp 103 miliar.

Sedangkan proyek tahap II ini terkait dengan rencana pengambilan air dari Tukad Yeh Penet yang nantinya untuk wilayah Kerobokan, Kuta Utara. Dari perencanaan tersebut total dana yang dibutuhkan sekitar Rp 300 miliar.

“Menjelang konsesi berakhir, tentunya kami dan pemerintah tidak mau pelayanan air bersih untuk masyarakat tersendat. Untuk itu, kami yang akan berinvestasi membangun jaringan,” urai Sukanada.


sumber : NusaBali


Berita Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar